Irham Falahudin
\nDosen Biologi Fakultas Sain dan Teknologi
\nUIN Raden Fatah Palembang<\/p>\n
Setiap mahkuk yang ciptakan oleh Allah SWT dimuka bumi merasakan berpuasa sesuai dengan kadar dan kemampuanya masing-masing. Secara biologi semua makhluk ciptaan Allah memiliki ciri-ciri tertentu seperti memerlukan makan. Tetapi dalam suatu waktu makhluk di muka bumi melakukan puasa secara harpiah menahan tidak makan atau minum. Itulah kadar kita sebagai makhluk.<\/p>\n
Khusus yang makhluk bernama manusia betul-betul diperintahkan oleh Allah SWT untuk melakukan ibadah puasa. Tetapi tidak semua makhluk manusia yang diperintahkan karena yang diperintahkan itu ada katagorisasinya. Hal ini jelas tersebut dalam QS al-Baqarah: 183 yang berbunyi:<\/p>\n
<\/p>\n
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa<\/p>\n
Jadi jelas bahwa perintah puasa bagi manusia itu adalah orang yang memiliki kadar iman yang kuat. Jadi tidak semua manusia diperintahkan tetapi manusia yang beriman. Perintah puasa pun tidak selama-selamanya, melainkan ada waktu-waktunya. Oleh karena itu puasa ramadhan waktu hanya satu bulan (29-30 hari) (QS: 2:184). Artinya kesempatan kita untuk memperbaiki diri secara fisik dan jasmani.<\/p>\n
Masih banyak makhluk yang lain melakukan ibadah puasa untuk tujuan tertentu. Oleh karena itu, muncul pertanyaan bagi kita, apa pentingya puasa bagi makhluk? Apa tujuannya makhluk berpuasa? Secara umum puasa yang dilakukan oleh makhluk adalah:<\/p>\n
Berpuasa bagi manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang beriman memiliki konsekuensi logis, bahwa puasa yang dilakukan itu untuk kebaikan dirinya sendiri. Puasa dapat menyembuhkan dari penyakit fisik dan psikis. Oleh karena itu orang yang berpuasa dengan penuh iman dan perhitungan maka akan Allah beri kesehatan jiwa dan keindahan raganya. Dari hasil penelitian di Jepang dari 4 orang yang berpuasa selama 58 jam ternyata hasilnya secara komprehensif dari sampel darah ditunjukkan manfaat yang luar biasa. Hasil metabolit sekunder orang yang berpuasa mengurangi efek anti penuaan. Selain itu, metabolit rang yang berpuasa untuk pemeliharaan otot dan aktivitas anti oksidan. Oleh karena itu, kewajiban berpuasa dibulan ramadhan ini sangatlah penting dan beruntung bagi orang beriman, selain ibadah vertikalnya kepada Allah SWT, puasa juga membawa keuntungan horisontalnya yaitu berbagi dengan sesama serta menjaga diri dari kesehatan.<\/p>\n
Dalam hadits yang berbunyi:<\/p>\n
<\/p>\n
Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni baginya dosa dosa yang telah lalu (HR: Bukhari). Berpuasa bagi manusia memberikan rasa sosial yang tinggi, memberikan kesembuhan. Barang siapa yang berpuasa karena Allah maka akan diberi ganjaran Taqwa, dan barang siapa berpuasa karena keterpaksaan saja hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Semoga Bulan ramadhan ini menjadi momen kita untuk selalu memperbaiki jiwa dan raga kita dari waktu ke waktu. Berikanlah yang terbaik, karena puasa itu untuk Ku, kata Allah SWT. Semoga kita menjadi insan muttqien yang pada akhirnya nanti memiliki keindahan jiwa dan raga sebagai makhluk yang sempurna (QS:99:4). (if)<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
Irham Falahudin Dosen Biologi Fakultas Sain dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang Setiap mahkuk yang ciptakan oleh Allah SWT dimuka bumi merasakan berpuasa sesuai dengan kadar dan kemampuanya masing-masing. Secara biologi semua makhluk ciptaan Allah memiliki ciri-ciri tertentu seperti memerlukan makan. Tetapi dalam suatu waktu makhluk di muka bumi melakukan puasa secara harpiah menahan tidak […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":795,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[20,22],"tags":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/saintek.radenfatah.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/792"}],"collection":[{"href":"https:\/\/saintek.radenfatah.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/saintek.radenfatah.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/saintek.radenfatah.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/saintek.radenfatah.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=792"}],"version-history":[{"count":2,"href":"https:\/\/saintek.radenfatah.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/792\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":797,"href":"https:\/\/saintek.radenfatah.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/792\/revisions\/797"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/saintek.radenfatah.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/795"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/saintek.radenfatah.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=792"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/saintek.radenfatah.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=792"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/saintek.radenfatah.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=792"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}