Irham Falahudin
Manager Halal UIN Raden Fatah/Wakil Dekan I FST
Email: irhamfalahudin_uin@radenfatah.ac.19
Pentingnya Makanan Halal dan Thoyyib dalam Agama Islam
Di dalam ajaran Islam, makanan memiliki kedudukan yang tinggi karena dari sinilah semuanya bermula. Darah dan daging kita berasal dari apa yang kita konsumsi. Makanan yang halal dan toyyiban tentunya akan menciptakan darah dan daging yang baik dan diberkahi. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita sebagai umat Islam untuk selalu menjaga dan memerhatikan cara-cara kita mendapatkan makanan serta selektif dalam memilih apa yang akan kita konsumsi. Manusia diperintahkan hanya mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal. Baik itu halal secara dzatiyah atau wujud makanan makanannya ataupun halal dari aspek asal memperoleh makanan tersebut. Kewajiban tersebut terdapat dalam al-Qur’an surat al-Baqarah: 168 sebagai berikut:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Artinya : Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata. maknanya adalah setiap manusia dianjurkan Makanlah dari makanan yang halal, yaitu yang tidak haram, baik zatnya maupun cara memperolehnya. Dan selain halal, makanan juga harus yang baik, yaitu yang sehat, aman, dan tidak berlebihan dari segi kesehatan. Makanan dimaksud adalah yang terdapat di bumi yang diciptakan Allah untuk seluruh umat manusia, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan yang selalu merayu manusia agar memenuhi kebutuhan jasmaninya walaupun dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan Allah. Waspadailah usaha setan yang selalu berusaha menjerumuskan manusia dengan segala tipu dayanya. Allah mengingatkan bahwa sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu, wahai manusia.. Bahkan, menurut Ulama asal Mesir, Yusuf Al-Qardhawi, makanan bukanlah masalah furu’ tapi masalah ushi. Al Quran sendiri sudah memberikan perintah yang jelas bahwa kita harus memerhatikan makanan, yang sebagaimana tertuang dalam surat Al Maidah ayat 88:
وَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ وَّاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْٓ اَنْتُمْ بِهٖ مُؤْمِنُوْنَ
Artinya: ”Dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayyib) dari apa yang telah direzekikan kepadamu dan bertakwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya.”
Di dalam riwayat At-Thabrani Rasulullah juga pernah mengatakan bahwa makanan makanan halal berkaitan dengan diterimanya doa kita. Di dalam riwayat tersebut dikisahkan bahwa Sa’ad bin Abi Waqqash bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, doakanlah saya kepada Allah agar doa saya terkabul.” Rasulullah pun menjawab “Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu, maka doamu akan terkabul.” Dan orang yang mengonsumsi makanan tidak halal, niscaya akan menerima dampak yang sangat berat. Seperti yang disebutkan dalam hadits Nabi SAW yang artinya: “Setiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram, maka api neraka lebih utama baginya (lebih layak membakarnya).” (HR. At-Thabrani).
Halal sendiri merujuk kepada bahasa yang punya arti “lepas” atau “tidak terikat”. Maksudnya sesuatu yang halal adalah suatu yang terlepas dari bahaya duniawi dan ukhrawi. Di dalam konteks makanan halal berarti makanan yang diizinkan untuk dikonsumsi sesuai syariat Islam, dan thayyiban berarti makanan tersebut aman, layak, dan memberikan manfaat bagi kesehatan.
Bagaimana Menjalankan Gaya Hidup Halal Selama Ramadhan?
Pertanyaan yang sederhana adalah sudahkan halal makanan yang kita makan? Pertanyaan ini menjadi perlu disaat kita umat muslim diwajibkan berpuasa dan harus mampu memilih makanan yang halal dan thoyib. Orang yang makan-makan halal dia akan termotivasi untuk melaksanakan ketaatan dan perbuatan baik yang bermaslahat bagi dirinya dan orang banyak. Tak hanya itu, memakan makanan yang halal dan dari sumber yang halal akan mendatangkan keberkahan dan mempermudah seseorang dalam memperoleh ilmu. Kehalalan suatu produk yang kita makan sesuai dengan Peraturan mengenai Jaminan Produk Halal Indonesia sendiri begitu tegas dengan berlakukan Undang-Undang JPH Nomor 33 Tahun 2014. Undang-undang ini mewajibkan semua produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di Indonesia wajib memiliki sertifikat halal. Konsep kehalalan suatu produk sendiri tidak hanya fokus pada komponennya saja, tapi juga tata cara produksi, sampai dengan produk sampai ke tangan konsumen. Dari hulu ke hilir kehalalan produk harus terjamin. Berdasarkan regulasi JPH, ada tiga kelompok produk yang harus sudah bersertifikat halal seiring dengan berakhirnya penahapan pertama tersebut. Pertama, produk makanan dan minuman. Kedua, bahan baku, bahan tambahan pangan, dan bahan penolong untuk produk makanan dan minuman. Ketiga, produk hasil sembelihan dan jasa penyembelihan. Kegita kelompok produk tersebut harus sudah bersertifikat halal pada 17 Oktober 2024. Oleh karena itu, selama ramadhan banyak dari ketiga produk tersebut yang kita temui, untuk memberikan rasa aman dalam mengkonsumsi makanan dan minumam ramadhan kita harus bisa mengontrol untuk memiliah dan memilihnya. Oleh karena itu, selama bulan ramadhan ini bagaimana kita mengontrol makanan yang kita makan telah sesuai dengan aturan dan tuntunan Islam. Selain itu, selama ramadhan ini kita perlu mengontrol pola makan kita. Sebagai konsumen, kita harus secara aktif untuk melihat label halal yang tertera dalam kemasan. Atau juga saat Anda berniat untuk berbuka di luar, pastikan bahwa restoran atau rumah makan telah bersertifikat halal. Label halal adalah langkah sederhana untuk memastikan bahwa produk telah mendapatkan sertifikat halal yang menjadi pengakuan kehalal produk yang dikeluarkan oleh BPJPH. Namun, sebagai konsumen Anda juga perlu memvalidasi keaslian label halal tersebut. Selain dengan melihat label halal, untuk menjalankan gaya hidup sehat selama Ramadhan juga bisa dengan memahami titik kritis kehalalan suatu produk yang dipengaruhi oleh kompleksitas penggunaan bahan dan juga proses produksi yang dijalankan. Itulah cara menerapkan gaya hidup halal selama Ramadhan yang bisa mulai Anda terapkan. Dari sisi produsen, salah satu cara mendukung gaya hidup halal adalah dengan mulai sadar bahwa sertifikat halal adalah bagian terpenting dalam bisnis.
Oleh karena itu, selama ramadhan ini mari kita jaga gaya hidup halal secara konsisten untuk menjadi pribadi mukmin yang baik untuk selalu menjaga ilmunya, lisan dan hatinya, sebagaimana hadist dibawah ini:
مَنْ أَكَلَ الْحَلَالَ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً، نَوَّرَ اللهُ قَلْبَهُ وَأَجْرَى يَنَابِيْعَ الْحِكْمَةِ مِنْ قَلْبِهِ عَلَى لِسَانِهِ
Artinya : “Barangsiapa yang memakan makanan halal selama 40 hari, maka Allah akan menerangkan hatinya dan akan mengalirkan sumber-sumber ilmu hikmah dari hatinya pada lisannya.” (HR Abu Nu’aim).
Pada akhirnya mengapa kita perlu menjaga konsumsi makanan halal selama bulan ramadhan setidaknya ada beberapa manfaat yang bisa kita rasakan antara lain:
- Ketaatan dalam Amalan Keagamaan dengan mengkonsumsi makanan halal merupakan bagian penting dalam menjalankan perintah Allah dan mengikuti ajaran Islam.
- Kesehatan Jasmani dan ruhani dengan Makanan halal seringkali diproduksi dengan cara yang menjaga kebersihan dan higienitas, seperti prinsip-prinsip yang mengatur kebersihan dan keamanan pangan berlaku untuk penyembelihan hewan halal dan lain sebagainya.
- Produk Halal dan Thoyyib menjadi penting dalam mengkonsumsi pangan halal untuk menjamin bahwa pangan tersebut diproduksi, diolah, dan diolah sesuai dengan kaidah agama Islam sesuai dengan jaminan produk halal. Makanan halal juga memberikan ketenangan pikiran dan kepercayaan diri bagi yang menyantapnya.
- Kesadaran etis untuk mengkonsumsi makanan halal juga meningkatkan kesadaran etis terhadap kesejahteraan manusia dan etis dalam kesehatan hewannya. Prinsip penyembelihan hewan halal, seperti cara penyembelihan yang cepat dan manusiawi, bertujuan untuk menjamin kesejahteraan hewan.
- Mengkonsumsi makanan halal dapat memperkuat hubungan sosial dan solidaritas antar umat Muslim. Mengonsumsi makanan halal bersama-sama dengan keluarga, teman, atau dalam acara-acara sosial seperti buka bersama, dapat memperkuat ikatan dan rasa persatuan di antara komunitas Muslim.
- Pilihan pangan yang lebih luas yaitu meskipun ada batasan terhadap makanan yang dianggap haram (tidak halal), makanan halal menawarkan pilihan pangan yang luas dan beragam. Ada berbagai jenis makanan halal dari berbagai budaya, negara, dan masakan. Hal ini memungkinkan individu untuk menikmati variasi kuliner dan mengeksplorasi makanan dari berbagai daerah.
Semoga kita dapat menjaga pola makan kita selama bulan ramadhan dengan makanan yang halal dan thoyib serta telah memiliki sertifikasi halal untuk menjamin kekhusyu’an ibadah puasa kita dengan harapan kita tetap sehat jasmani dan ruhani akan menjadi insan yang mutaqin.