SERI 13 – MENGINGATKAN DIRI

TEMA KONTEK DAN TERMINOLOGI I’TIKAF DI MASJID PADA AKHIR BULAN RAMADHAN MENURUT ROSULULLAH SAW

Oleh : Muhammad Isnaini

I’tikaf di Masjid pada bulan Ramadhan adalah suatu praktik ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim. Ibadah I’tikaf berarti mengisolasi diri di dalam masjid selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibadah I’tikaf ini sudah dilakukan oleh Rosulullah SAW sendiri, beliau sering melakukan I’tikaf di Masjid Nabawi di Madinah. Beberapa terminologi yang terkait dengan I’tikaf di Masjid pada bulan Ramadhan menurut Rosulullah SAW antara lain:

  1. I’tikaf: berarti mengisolasi diri di suatu tempat untuk tujuan ibadah. Ibadah I’tikaf di Masjid pada bulan Ramadhan adalah salah satu bentuk pengabdian diri kepada Allah SWT.
  2. Masjid: Tempat ibadah yang sangat penting bagi umat Muslim. Masjid digunakan untuk shalat, ceramah agama, dan kegiatan keagamaan lainnya.
  3. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan: Waktu di mana I’tikaf dilakukan dan diyakini bahwa pada malam-malam terakhir di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadar, malam yang sangat istimewa dan penuh berkah.
  4. Doa dan dzikir: Kegiatan yang dilakukan selama I’tikaf dengan tujuan memperbanyak ibadah dan menguatkan hubungan dengan Allah SWT.
  5. Taqwa: Konsep kepatuhan dan ketaatan yang kuat kepada Allah SWT dan menjauhi perbuatan dosa dan maksiat. I’tikaf di Masjid pada bulan Ramadhan dipercayai dapat memperkuat taqwa seorang Muslim.

Disini penulis akan mentresingkan bahwa Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Rosulullah SAW sangat menekankan pentingnya melaksanakan I’tikaf di Masjid pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Dalam haditsnya, Rosulullah SAW bersabda, “Barangsiapa melaksanakan I’tikaf di bulan Ramadhan dengan iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, umat Muslim di seluruh dunia menjalankan praktik I’tikaf sebagai bentuk pengabdian diri kepada Allah SWT. Selama sepuluh hari tersebut, mereka mengisolasi diri di dalam masjid dan beribadah dengan khusyuk, berdoa, dan berdzikir.

Rosulullah SAW sendiri juga sering melaksanakan I’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Beliau menjelaskan bahwa I’tikaf pada bulan Ramadhan merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, membersihkan hati dan pikiran dari hal-hal yang mengganggu konsentrasi dalam beribadah, dan memperbaiki kualitas spiritual seseorang. Dalam hadits lainnya, Rosulullah SAW juga menyebutkan bahwa di antara sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan terdapat malam Lailatul Qadar, malam yang sangat istimewa dan penuh berkah. Oleh karena itu, I’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan merupakan kesempatan untuk memperbanyak ibadah di malam-malam terakhir dan meraih berkah dari Allah SWT. Dengan demikian, I’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan merupakan praktik ibadah yang sangat dianjurkan oleh Rosulullah SAW dan dianggap sebagai salah satu cara yang efektif untuk memperbaiki kualitas spiritual seseorang dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Wallahu a’lam Bi Asshowab….

Tags: No tags

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *