Pengaruh pandemi Covid-19 berdampak begitu besar, baik bagi perekonomian dengan angka pengangguran melalui maraknya para pekerja yang di PHK hingga kini membuat angka tersebut nampak semakin meningkat. Bahkan, bencana Pandemi Covid-19 terlihat juga merambah hingga ke dunia pendidikan, seperti dirumahkannya para siswa dan mahasiswa agar tetap belajar secara online (Daring)
Namun, hal tersebut nampaknya tidak menghalangi dan menurunkan semangat Mahasiswa/i Program Studi (Prodi) Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang untuk terus berkreativitas menghasilkan sebuah karya, seperti kegiatan Webinar Kimia yang bertemakan “Kreativitas Mahasiswa pada Masa Pandemi (Kuliah Kerja Lapangan)”. Diketahui, seminar tersebut merupakan hasil dari penelitian dan kreativitas mahasiswa/i kimia selama Kuliah Kerja Lapangan di desa masing-masing. Adapun mahasiswa/i yang berkesempatan untuk menyampaikan hasil penelitian tersebut, yaitu pemateri pertama, Raden Fatahillah, Arriya Winda, dan Millen Nur Islami.
Sementara untuk pemateri kedua, yaitu Febriyani Alhidayah dan Monek Herdianto serta pemateri terakhir, Risma Dewi Saputri. Selaku pemateri pertama, Raden Fatahillah, menyampaikan tentang dampak Covid-19 terhadap produksi tahu, dengan dampak produksi tahu sangat signifikan, mulai dari harga bahan baku (kedelai) yang melonjak naik dari harga awal.
“Karena bahan baku kacang kedelai ini yang di kirim dari kota lain seperti pulau jawa dan sulit masuk ke kota Palembang di karena kan adanya sistem lockdown di beberapa daerah,” kata Raden. “Kacang kedelai dengan harga awal Rp. 6.700 – Rp. 6.800 melonjak naik menjadi Rp.8.000. Konsumen tahu pun berkurang karena banyaknya pembeli yang lebih memilih belanja makanan melalui media online yang mana untuk penghasilan awal Rp.400.000/ hari kini turun menjadi 30-50%,” tambahnya.
Sementara, Monek Herdianto menyampaikan bahwa limbah dari pembuatan tahu yang dialirkan ke sungai ternyata tidak berbahaya bagi masyarakat. “Disini saya menggunakan tehnik BOD (Biochemical Oxigen Demand). Dimana berdasarkan hasil kadar BOD yang diperoleh, sampel industri pembuatan tahu tersebut tidak melewati batas ketetapan sesuai dengan baku mutu Peraturan Gubernur (Pergub) Sumatera Selatan No 8 tahun 2012 tentang baku mutu limbah cair bagian kegiatan industri yaitu industri pembuatan tahu, dimana kadar maksimumnya adalah 75 mg/L,” ungkap Monek.
Ia menjelaskan, bahwa limbah tahu yang berbentuk cair maupun padat tidak berbahaya bagi masyarakat karena limbah tersebut merupakan limbah baik yang mengandung senyawa organik seperti karbohidrat, protein dan lain sebagainya.
“Jika di alirkan di sungai tidak akan membuat ikan-ikan di sungai tersebut mati. Hasil analisis menunjukan jika air sungai musi dekat tempat pembuangan Limbah tahu di desa karang anyar melebihi batas maksimal yaitu sebesar 10 mg/L. Tetapi air sungai masih bisa digunakan untuk fungsi lain seperti: sarana dan prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman,” paparnya.
Diketahui, kegiatan Webinar tersebut dilaksanakan pada Tanggal 31 Agustus 2020 pada pukul 10.00 WIB melalui aplikasi Zoom dan streaming youtube melalui link https://youtu.be/7mrfR1ATXJI yang di hadiri oleh para peserta millenial dari berbagai universitas di Indonesia. (Ril/Bet)
*sumber : https://www.detiksumsel.com/tunjukan-kreatifitas-mahasiswa-uin-rf-gelar-kegiatan-webinar-kimia/