Cerita Sebuah Botol

Assalamu’alaikum warohmatulloh wabarokatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, nikmat Iman dan Islam, nikmat sehat dan keberkahan hingga kita masih diberi kesempatan untuk kembali beribadah di bulan suci Ramadhan yang penuh berkah. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

 

Cerita singkat dari ‘Sebuah Botol’,

Jika diisi air mineral, harganya 3 ribuan

Jika diisi jus buah, harganya 10 ribuan

Jika diisi madu, harganya ratusan ribu

Jika diisi minyak wangi harganya bisa jutaan

Jika diisi air comberan, hanya akan dibuang dalam tong sampah karena tidak ada harganya.

 

Sama-sama dikemas dalam botol, tetapi berbeda nilainya, sebab “isi” yang ada didalamnya berbeda. Begitu juga kita, semua sama manusia biasa, yang membedakannya adalah karakter yang ada di dalam diri kita. Ilmu dan pemahaman yang benar akan membangun karakter yang benar.

“sukses tidak di ukur dari posisi yang kita capai, tapi dari kesulitan-kesulitan yang berhasil kita atasi ketika berusaha meraih sukses”.

Bila kita mengisi hati dengan penyesalan masa lalu & kekhawatiran akan masa depan, hampir pasti kita tidak akan memiliki hari ini untuk kita syukuri. Hujan dan badai akan selalu kita temui dalam setiap perjalanan hidup. Namun, hujan besar itu seperti tantangan hidup, tidak perlu berdo’a memohon hujan berhenti, tetapi cukup berdo’a agar payung kita bertambah kuat.

Allah SWT berfirman,

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”(Q.S. Al Asr 103: 1-3)

Masa usia kita layaknya es batu. Dipakai atau tidak dipakai akan tetap mencair. Digunakan atau tidak digunakan umur kita tetap akan berkurang dari “jatah” yang telah ditetapkan. Selagi masih tersisa jatah usia kita, lakukanlah KEBAIKAN sebanyak yang kita mampu lakukan.

Demikian, semoga Allah SWT senantiasa meningkatkan iman kita dalam menjalankan bulan suci Ramadhan dan akhirnya kita benar-benar menjadi insan yang bertaqwa disisi Allah SWT.

Aamiinn Yaa Rabbal Alamin.

MENGGAPAI TAQWA DI BULAN RAMADHAN

HUMAS – FSTUIN (22/04/2022) — Hari ke-19 ramadhan (Kamis, 21 April 2022) Bapak Tito dijadwalkan untuk menyampaikan kultum oleh Fakultas Sains dan Teknologi. Pada hari ini, dengan penuh persiapan beliau menyampaikan kultum dengan tema “Menggapai Taqwa di Bulan Ramadhan”. Beliau mengawali kultumnya dengan mengingatkan kewajiban kita sebagai umat manusia. Sebagai umat manusia, kewajiban kita menyampaikan apa yang telah diberitakan oleh Allah SWT. Apapun pesannya dan apapun perintahnya walaupun  hanya satu ayat. Hal tersebut berkaitan dengan Surat Ali Imran Ayat 20 : “Kemudian jika mereka membantah engkau (Muhammad) katakanlah, “Aku berserah diri kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku.” Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Kitab dan kepada orang-orang buta huruf, ”Sudahkah kamu masuk Islam?” Jika mereka masuk Islam, berarti mereka telah mendapat petunjuk, tetapi jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya”.

Berdasarkan ayat tersebut, sebagai kaum muslimin kita mempunyai kewajiban untuk menyampaikan perintah Allah SWT. Terlepas darai mendapat rahmat atau tidaknya orang tersebut, itu adalah tanggung jawab diri masing-masing kepada Allah SWT. Semua dikembalikan kepada ayat Allah SWT “La’allakum Tattaquun (Agar kamu bertakwa)”. Bagaimanakah definisi bertakwa itu? Allah SWT menjelaskan dalam surat Ali Imran ayat 132-134: “Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.

Ayat tersebut  menjelaskan bahwa orang yang bertakwa akan segera mencari ampunan, berinfak baik diwaktu lapang dan sempit, menahan amarah serta memaafkan kesalahan orang lain. Menahan amarah merupakan bagian yang sangat berat untuk dilakukan ketika bulan ramadhan, apalagi ketika kita mendapatkan masalah. Karena sebagai manusia, kita cenderung melampiaskan amarah tersebut. Diakhir kultumnya beliau mengharapkan dengan memahami ayat-ayat tersebut, semoga kita bisa bersama-sama mengamalkan dan menjadi orang yang bertakwa. (SS)

ISLAMIC ART FESTIVAL: SAJIAN MAHASISWA FST UNTUK MENYEMARAKKAN RAMADHAN

HUMAS – FSTUIN (21/04/2022) — Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang berkerjasama dengan OPI Mall Palembang menyelenggarakan acara yang bertajuk “Islamic Art Festival”. Ini merupakan salah satu kegiatan yang diselenggaran oleh Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang untuk mensosialisasikan beberapa fakultas dan program studi yang ada di kampus Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Kegiatan ini dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa aktif dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum serta Fakultas Sains dan Teknologi.

 

 

 

Acara diawali dengan pembukaan oleh ketua panitia penyelenggara dan dilanjut dengan tilawah. Acara diselingi dengan nyayian merdu yang di bawakan oleh mahasiswa perwakilan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum serta Fakultas Sains dan Teknologi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis menjadi fakultas pertama yang menyampaikan sosialisasinya. Sosialisasi dilakukan oleh mahasiswa aktif perwakilan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Setelah sosialisai Fakultas Ekonomi dan Bisnis usai, tausiyah dari perwakilan mahasiswa menjadi rangkaian acara selanjutnya. Sosialisasi dilanjutkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum dan dilanjutkan oleh Fakultas Sains dan Teknologi. Sebelum dipenghujung acara, panitia memberikan penampilan yang menarik yaitu menampilkan grup band dari Fakultas Sains dan Teknologi. Dengan adanya kegiatan sosialisasi fakultas dan program studi ini, diharapkan dapat memjawab pertanyaan mahasiswa maupun calon mahasiswa mengenai beberapa fakultas tersebut.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

INDAHNYA BERBAGI PADA BULAN RAMADHAN

HUMAS – FSTUIN (20/04/2022) — Pada hari ke-18 ramadhan ini, Bapak Tito berkesempatan untuk menyampaikan kultum yang ditulias secara singkat oleh Ibu Gusmelia Testiana, M. Kom. Beliau menyampaikan bahwa ramadhan menjadi kesempatan terbaik untuk beramal dan menuai pahala yang berlipat ganda. Salah satunya dengan berbagi hidangan buka puasa. Bulan Ramadhan benar-benar kesempatan terbaik untuk beramal. Bulan Ramadhan adalah kesempatan menuai pahala melimpah. Banyak amalan yang bisa dilakukan ketika itu agar menuai ganjaran yang luar biasa. Dengan memberi sesuap nasi, secangkir teh, secuil kurma atau snack yang menggiurkan, itu pun bisa menjadi ladang pahala. Maka sudah sepantasnya kesempatan tersebut tidak terlewatkan.

Hadist Indahnya berbagi dalam bulan suci Ramadhan: مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“ Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun juga”. (HR. Tirmidzi no 807), Ibnu Majah No 1746 dan Ahmad 5: 192)

Apalagi jika orang yang menyantap makanan tadi mendo’akan sebagaimana do’a yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam praktekkan, maka sungguh rizki yang kita keluarkan akan semakin barokah. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi minum, beliau pun mengangkat kepalanya ke langit dan mengucapkan,

اللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِى وَأَسْقِ مَنْ أَسْقَانِى

Allahumma ath’im man ath’amanii wa asqi man asqoonii” [Ya Allah, berilah ganti makanan kepada orang yang memberi makan kepadaku dan berilah minuman kepada orang yang memberi minuman kepadaku]

Beliau mengingatkan, jika ingin berbagi untuk untuk berbuka puasa, maka kita harus memberikan makanan yang halal, diperoleh dari hasil yang halal dan tidak boleh riya.

  1. Memberikan makanan yang halal

Al-Baqarah ayat 168

”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS: al-Baqarah:168)

  1. Diperoleh dari hasil yang halal

Surat Al-Mu’minun

يٰٓاَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبٰتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًاۗ اِنِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ ۗ

Allah berfirman, “Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

  1. Tidak ingin mendapatkan pujian orang (riya)

Riya berasal dari bahasa Arab Arriyaa’u yang berarti memperlihatkan atau pamer, yaitu memperlihatkan sesuatu kepada orang lain, baik barang maupun perbuatan baik yang dilakukan, dengan maksud agar orang lain dapat melihatnya dan akhirnya memujinya.

SEDEKAH SEBAGAI WUJUD RASA SYUKUR

HUMAS – FSTUIN (18/04/2022) — Pada kesempatan ini (Senin, 18/04), Leni Legasari, M.Si. menyampaikan kultum dengan tema “Sedekah Sebagai Wujud Rasa Syukur”. Beliau menyampaikan bahwa sedekah merupakan salah satu perwujudan syukur atas karunia Allah SWT yang telah diberikan kepada kita. Bahkan disebutkan pintu surga terbuka bagi orang-orang ikhlas yang memberikan hartanya di jalan Allah SWT maupun kepada sesama yang tengah dalam kesusahan.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membelanjakan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: ‘Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan.’ Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan salat, ia akan dipanggil dari pintu salat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim). Sungguh dahsyat manfaat dari bersedekah hingga dijanjikan pintu spesial untuk masuk ke dalam surga Allah.

Sedekah di bulan suci Ramadan dapat dilakukan dengan cara memberi makan orang yang berpuasa, bersedekah uang kepada masjid atau mushola dan masih banyak lagi.

Ibu Leni Legasari, M.Si. juga menjelaskan beberapa kedahsyatan bersedekah di bulan suci ramadhan, diantaranya:

  1. Mendapatkan pahala orang berpuasa

Bersedekah saat bulan Ramadan bisa dilakukan dengan memberi makan orang berbuka. Ganjaran pahala yang akan didapatkan yaitu setara dengan pahala orang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sendiri. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW yang berbunyi: “Barangsiapa yang memberi buka orang yang puasa akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun.” (HR. Tirmidzi no. 807.)

  1. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda

Sedekah merupakan salah satu amalan sunah dan suatu kebaikan. Dengan bersedekah khususnya di bulan Ramadan, Allah SWT menjanjikan pahala yang berlipat ganda. “Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan, barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadan.” (HR. Bukhari-Muslim).

  1. Dibebaskan dari siksa kubur

Keutamaan bersedekah lainnya adalah dibebaskan dari siksa kubur. Dengan bersedekah, niscaya kita akan selamat dari api kubur. Nabi Muhammad SAW bersabda terkait hal ini, “Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani)

  1. Pahala sedekah terus berkembang dan membesar

“Sesungguhnya Allah menerima amalan sedekah dan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya. Lalu Allah mengembangkan pahalanya untuk salah seorang dari kalian, sebagaimana kalian mengembangkan seekor anak kuda. Sampai sampai sedekah yang hanya sebiji bisa berkembang hingga sebesar gunung Uhud” (HR. At-Tirmidzi 662).

Diakhir kultumnya beliau berpesan untuk tetap semangat berbagi kepada sesama demi mendapat kebaikan yang berlimpah di bulan suci ramadhan ini. (SS)

DILIPATGANDAKANNYA DOSA DI BULAN RAMADHAN

HUMAS – FSTUIN (15/04/2022) — Kultum 14 April 2022, tepatnya pada hari ke-12 ramadhan disampaikan oleh Bapak Novin Teristiandi, M.Sc. Pada kesempatan ini beliau menyampaikan kultum dengan tema “Dilipatgandakannya Dosa di Bulan Ramadhan”. Beliau mengatakan hendaknya kita berhati-hati apabila melakukan dosa dan maskiat di bulan Ramadhan yang merupakan bulan yang mulia, karena melakukan dosa dan maksiat di bulan Ramadhan juga dilipatgandakan sebagaimana pahala yang dilipatgandakan di bulan Ramadhan.

Dalam kitab Mathalib Ulin Nuha disebutkan oleh Musthafa bin Saad Al-Hambali bahwa kebaikan dan dosa bisa dilipatgandakan pada waktu dan tempat yang mulia. Beliau berkata, “Kebaikan dan keburukan (dosa) dilipatgandakan pada tempat yang mulia seperti Mekkah, Madinah, Baitul Maqdis dan di masjid. Pada waktu yang mulia seperti hari Jumat, bulan-bulan haram dan Ramadhan.”

Demikian juga penjelasan dari Syaikh Abdul Aziz bin Baz, beliau berkata: “Karena bulan Ramadhan memiliki kedudukan yang mulia dan pahala ketaatan apabila dilakukan pada saat itu besar dan dilipatgandakan, demikian juga dosa maksiat, lebih dahsyat dan lebih besar dosanya dibandingkan (apabila dilakukan) pada bulan lainnya”. Apabila ada yang bertanya, bukankah ada ayat yang menyatakan bahwa kebaikan dilipatgandakan sedangkan dosa dibalas sesuai kadarnya. Allah berfirman, “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. Al-An’am: 160). Terkait dengan ayat tersebut, sebagian ulama menjelaskan bahwa yang dilipatgandakan adalah kualitasnya adzab dan balasannya, bukan jumlah dosanya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Musthafa bin Saad Al-Hambali: “Berdasarkan perkataan Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud terkait dengan pelipatgandaan dosa: Maksudnya adalah dilipatgandakan kualitasnya bukan kuantitasnya (dosa menjadi besar bukan menjadi banyak jumlahnya dengan dilipatgandakan)”.(SS)

SURGA ALLAH SWT BAGI UMAT YANG BERPUASA

HUMAS – FSTUIN (14/04/2022) — Kegiatan sholat berjamaah dan kultum pada hari ke-11 ramadan (Rabu, 12/04) dipimpin oleh Dr. Muhammad Isnaini, M.Pd. yang dihadiri oleh Dosen dan Tenaga kependidikan Fakultas Sains dan Teknologi. Dr. Muhammad Isnaini, M.Pd. mengawali kultum dengan menyebutkan salah satu hadist Rasulullah SWT. Baginda Rasulullah SWT bersabda “Barang siapa yang melaksanakan puasa ke-11 dan malamnya melaksanakan sholat tarawih, Rasulullah SWT akan memberikan surga kepada kita”. Beliau menjelaskan bahwa hadist ini berstatus hasan. Hadist hasan merupakan anjuran. Meskipun berstatus hasan, akan tetapi hadist ini harus kita pedomani. Oleh karena itu, banyak kaum ulama yang membawa hadist hasan ini untuk memotivasi. Hadist yang shahih yang tidak diragukan lagi kebenarannya disebut hadist mutawatir. Hadist mutawatir diyakini kebenarannya karena diriwayatkan oleh para sahabat yang setiap tingkat sanadnya mustahil untuk berdusta. Seperti hadist “Sholatlah kamu pada waktunya”.

Beliau menjelaskan kembali pengertian berpuasa, puasa itu menahan diri dari makan dan minum dari terbit hingga terbenamnya matahari. Sesungguhnya puasa itu tidak hanyak menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi menahan diri agar tidak maksiat, menahan diri dari perbuatan yang tidak baik, menahan diri agar tidak membaui makanan dan lain sebagainya. Contohnya dalam hal membaui makanan, hal tersebut tidak membatalkan puasa akan tetapi akan mengurangi pahala berpuasa. Puasa tanpa diiringi dengan ilmu maka kita hanya akan mendapatkan haus dan lapar saja. Oleh karena itu berpuasalah dengan diiringi ilmu agar pahala puasa tetap kita peroleh. (SS)

MAKANAN HALAL DAN THAYYIB DI BULAN YANG PENUH BERKAH

HUMAS-FSTUIN (12/04/2022) — Rutinitas bulan suci ramadhan di lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi tetap berjalan dengan baik. Pada puasa ke-9 (Senin, 11 April 2022), kegiatan tadarus pagi dihadiri oleh Wakil Dekan II Dr. Delima Engga Maretha, M. Kes., AIFO., Wakil Dekan III Dr. Muhammad Isnaini, M.Pd., Dosen dan tenaga pendidik serta staf Fakultas Sains dan Teknologi.

Rangkaian rutinitas Ramadhan berlanjut dengan sholat dzuhur berjamaah yang dipimpin oleh Bapak Zulhamdi Hasbi Tanjung, S.E., M.M. dan kultum yang dipimpin oleh Wakil Dekan I Fakultas Sains dan Teknologi Dr. Irham Falahudin, M.Si. Beliau memberikan kultum dengan tema “Makanan Halal dan Toyyib”. Dr. Irham Falahudin, M.Si. mengawali kultumnya dengan membacakan Surat Al Baqarah ayat 168 berbunyi “ Ya ayyuhannasu kulu mimma fil-ardhi halalan thayyiban wa la tattabi’u khuthuwati as-syaithani innahu lakum  aduwun mubin”. Yang artinya “Wahai sekalian manusia. Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah  setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh nyata bagimu”. Berdasarkan ayat tersebut Allah SWT menyerukan kepada umat manusia untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan baik.

Dr. Irham Falahudin, M.Si. menjelaskan konsep pertama dari syariah halal dan thayyib. Pengertian halal itu dari syar’i yang bebas dari unsur babi dan terhindar dari najis besar. Oleh karena itu, umat yang berpuasa harus memilih makanan yang halal dan thayyib. Karena berpuasa itu berat, maka orang-orang beriman yang diserukan untuk berpuasa harus mengkonsumsi makanan yang seimbang. Makanan seimbang itulah makanan yang halal dan thayyib, halal dari sudut pandang syar’i dan thayyib dari sudut pandang kesehatan. Berpuasa yang kita niatkan karena Allah SWT dengan pola makan serta mengkonsumsi makanan yang halal dan thayyib, insyaAllah puasa kita akan berjalan dengan lancar.

Diakhir kultumnya, Dr. Irham Falahudin, M.Si. berpesan untuk mengendalikan pola makan kita selama berpuasa dan jangan menuruti hawa nafsu. Jangan melahap semua makanan yang tersedia ketika berbuka puasa dan kemudian melupakan sholat. Perilaku seperti itulah yang menggambarkan perilaku syaitan. Niatkan puasa kita ikhlas karena Allah SWT untuk mencapai titik muttaqin. Makanlah makanan yang halal lagi baik. Halal secara zat, halal secara komposisi dan baik secara proses. Semoga apa yang kita makan menjadi aliran darah daging dan menjadikan kita orang yang beriman. (SS)

NIKMAT TADARUS DAN SHOLAT BERJAMAAH HARI KE-5 RAMADHAN 1443 H

HUMAS-FSTUIN (08/04/2022) — Kegiatan tadarus dan sholat berjamaah di lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri berjalan dengan baik. Pada hari ini, Kamis 07 April 2022 kegiatan tadarus pagi dipimpin oleh Bapak Tito. Sedangkan Sholat berjamaah dipimpin oleh Dr. Muhammad Isnaini, M.Pd. dan beliau jugalah yang menyampaikan kultum pada hari ini. Pada pembukaan kultum beliau mengingatkan untuk selalu bersyukur akan nikmat yang telah diberikan Allah SWT, baik nikmat kesempatan dan  nikmat keislaman. Nikmat kesempatan harus selalu kita syukuri, karena belum tentu setiap orang memiliki kesempatan untuk bisa tadarus dan sholat berjamaah. Seperti seseorang sedang sakit, orang tersebut tidak memiliki nikmat kesempatan untuk sholat berjamaah. Nikmat inilah yang harus kita manfaatkan. Nikmat kesempatan sholat berjamaah adalah nikmat bacaannya. Beliau juga mengingatkan pada Ramadhan 1443H hendaknya kita meningkatkan kualitas ibadah kita.

Bulan Ramadhan merupakan bulan pembelajaran bagi kita. Pada bulan inilah kita manfaatkan untuk belajar mengaji, karena muara bahasa ada di dalam Al Quran yang akan mendatangkan banyak manfaat di alam akhirat. Beliau menyebutkan, dalam kitab Ta’lim Muta’alim akan dilipat gandakan pahala kita jika membaca Al Quran dengan benar di bulan Ramadhan. Pahala tersebut akan menghapuskan dosa-dosa kecil kita. Beliau menutup kultum dengan mengingatkan kita untuk senantiasa meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT. (SS)

BULAN RAMADHAN ADALAH WAKTU UNTUK MUHASABAH DIRI

HUMAS-FSTUIN (07/04/2022) — Hari keempat Ramadhan 1443H (kamis 06 April 2022), rutinitas tadarus pagi dan sholat dzuhur berjamaah berjalan dengan lancar. Pada hari ini, kegiatan dihadiri oleh Dekan Dr. Munir, M.Ag., Wakil Dekan II Dr. Delima Engga Maretha, M. Kes., AIFO., Wakil Dekan III Dr. Muhammad Isnaini, M.Pd., Dosen dan tenaga pendidik serta staf Fakultas Sains dan Teknologi. Lantunan ayat suci Al Quran dibaca dengan khidmat dan tetap memperhatikan ilmu tajwid. Dr. Munir, M.Ag. menekankan pentingnya membaca ayat suci Al Quran dengan tajwid dan makhraj yang benar. Beliau menganalogikan ketepatan tajwid dan makhraj merupakan hak yang harus diterima oleh setiap ayat-ayat suci pada Al Quran. Ketika hak nya sudah diterima, maka ayat-ayat tersebut akan berbahagia dan pahala berlimpah pun akan kembali kepada kita. Begitulah beliau menganalogikan betapa pentingnya ketepatan tajwid dalam membacakan ayat-ayat suci pada Al Quran.

Rangkaian rutinitas Ramadhan berlanjut dengan sholat dzuhur berjamaah dan kultum yang dipimpin oleh Wakil Dekan I Fakultas Sains dan Teknologi Dr. Irham Falahudin, M.Si. Beliau memberikan kultum dengan tema “Ingkar dan Sombong”. Beliau membacakan Surat Al Baqarah ayat 28 dan terjemahannya “Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia akan mematikan kamu, Dia akan menghidupkan kamu kembali, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan?”. Berdasarkan ayat tersebut, beliau menyampaikan bahwa sebagai manusia tidak ada yang bisa kita sombongkan di hadapan Allah SWT. Dihadapan Allah derajat kita sama, tingkat keimanan seseoranglah yang membedakan derajat kita dihadapan Allah SWT. Oleh karena itu, beliau berpesan jadikanlah Ramadhan ini ibarat Ramadhan terakhir bagi kita. Melalui bulan yang penuh berkah ini, beliau mengajak kita untuk meningkatkan kualitas ibadah kita. Beliau berpesan “Jangan pernah mengeluh, karena keluhan kita tidak sebanding  dengan nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita”. Tepat pukul 13.00 WIB kultum ditutup oleh Dr. Irham Falahudin, M.Si. (SS)