Oleh: Muhammad Isnaini
Perjalanan kehidupan manusia diperintahkan untuk hidup berdampingan dalam harmoni dan toleransi. Bulan suci Ramadhan, sebagai bulan yang penuh berkah dan keberkahan, tidak hanya mengajarkan kesucian dalam beribadah, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya hidup berdampingan dalam keberagaman, menghargai perbedaan, dan memelihara harmoni di antara umat manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Hujurat (49:13): “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa keberagaman etnis, budaya, dan bahasa merupakan bagian dari rancangan-Nya yang mulia. Namun, keutamaan sejati tidak terletak pada asal-usul atau kedudukan sosial seseorang, melainkan pada ketakwaan dan kebaikan hati.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberikan contoh teladan tentang pentingnya toleransi dan kerukunan. Beliau bersabda dalam sebuah Hadis riwayat Ahmad dan Abu Daud: “Toleransi yang baik itu adalah berbakti kepada orang tua dan saling menghormati antar sesama manusia.” Dari hadis ini, kita diperingatkan bahwa kerukunan tidak hanya terbatas pada hubungan agama, tetapi juga memperluas cakupannya ke dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hubungan keluarga dan masyarakat. Dalam konteks bulan suci Ramadhan, saat di mana umat Islam bersama-sama berpuasa dan mendekatkan diri kepada Allah, penting untuk mengingat bahwa esensi dari ibadah ini adalah menciptakan kedamaian, saling pengertian, dan menguatkan ikatan kebersamaan di antara sesama manusia. Dengan menggali ajaran suci Al-Quran dan Hadis, mari kita renungkan makna sejati dari harmoni dan toleransi, serta berkomitmen untuk menjadikannya sebagai landasan dalam menjalani kehidupan, terutama di bulan suci Ramadhan ini dan seterusnya.
Harmoni dan toleransi adalah dua pilar penting dalam membangun masyarakat yang damai dan sejahtera. Makna sejati dari harmoni adalah kemampuan untuk hidup berdampingan dengan damai, meskipun dalam keberagaman dan perbedaan. Ini mencakup penghargaan terhadap keberagaman budaya, agama, suku, dan pandangan dalam masyarakat. Sementara toleransi mengacu pada kemampuan untuk menghormati dan menerima perbedaan, bahkan ketika kita tidak setuju atau memahaminya.
Makna sejati dari harmoni dan toleransi diperkuat oleh nilai-nilai Islam yang mendorong kesetaraan, keadilan, dan kasih sayang. Puasa Ramadhan bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang menahan diri dari perilaku dan ucapan yang merugikan orang lain. Ini mengajarkan kesabaran, empati, dan pengampunan, yang merupakan dasar dari harmoni dan toleransi. Masyarakat yang mampu menjadikan harmoni dan toleransi sebagai landasan kehidupan mereka tidak hanya menciptakan lingkungan yang damai, tetapi juga memungkinkan setiap individu untuk berkembang secara penuh. Dalam konteks Ramadhan, praktik-praktik seperti berbagi makanan berbuka, memberikan sedekah, dan mempererat hubungan sosial adalah contoh nyata dari bagaimana harmoni dan toleransi dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Komitmen untuk menjadikan harmoni dan toleransi sebagai landasan kehidupan, terutama di bulan suci Ramadhan, membutuhkan kesadaran diri, kesabaran, dan kemauan untuk belajar dan memahami perbedaan. Ini melibatkan kemauan untuk mendengarkan perspektif orang lain, menghargai nilai-nilai yang berbeda, dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi semua. Sebagai umat Muslim, Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan nilai-nilai seperti harmoni dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempraktikkan nilai-nilai tersebut secara konsisten, kita dapat menjadi agen perubahan yang membawa kedamaian dan kebaikan bagi masyarakat luas, tidak hanya selama bulan suci Ramadhan, tetapi juga sepanjang tahun.
Bulan suci Ramadhan meneguhkan pentingnya harmoni dan toleransi dalam menjalani kehidupan sebagai umat manusia. Dengan merenungkan ayat Al-Quran dan Hadis, kita memahami bahwa harmoni dan toleransi bukan hanya sekadar konsep, tetapi prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. Harmoni membawa kedamaian dan keselarasan di tengah-tengah keberagaman manusia, sementara toleransi memungkinkan kita untuk menghargai perbedaan dan membangun hubungan yang penuh pengertian. Di bulan suci Ramadhan, praktik-praktik ibadah seperti puasa dan sedekah mengajarkan kita untuk bersikap sabar, berempati, dan memaafkan, yang semuanya merupakan pondasi dari harmoni dan toleransi.
Komitmen untuk menjadikan harmoni dan toleransi sebagai landasan dalam menjalani kehidupan, terutama di bulan suci Ramadhan, adalah sebuah panggilan untuk setiap individu. Dengan melakukan hal ini, kita dapat menciptakan masyarakat yang damai, adil, dan inklusif, di mana setiap orang dihormati dan diberdayakan. Oleh karena itu, mari kita terus memperkuat nilai-nilai harmoni dan toleransi dalam setiap tindakan dan interaksi kita, tidak hanya selama bulan suci Ramadhan, tetapi juga sepanjang tahun. Dengan demikian, kita dapat menjadi pelopor perdamaian dan kebaikan dalam dunia yang penuh dengan tantangan dan perbedaan. (Wallahu a’lam bis assowab).
[1] Dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang
Alhamdulillah.
semoga lestari hingga akhir ramadhan danberlanjut di ramadhan berikutnya.