Sabtu, 29 Agustus 2020 Prodi Kimia Fakultas Saintek dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang mengadakan Webinar Seires 1 dengan tema “covid-19 dalam perspektif kimia dan kesehatan”. Tema ini diangkat mengingat bahwa Covid-19 merupakan suatu penyakit yang sedang melanda dunia saat ini. Penyakit ini disebabkan oleh virus SARS-COV2. SARS-COV2 merupakan virus yang memiliki materi genetic sehingga memiliki kemungkinan untuk bermutasi dengan cepat. Begitu banyak korban yang meninggal dunia disebabkan penyakit ini. Melihat begitu banyaknya korban jiwa dan semakin maraknya berita terkait COVID-19 sehingga Prodi Kimia merasa penting untuk mengangkat tema ini dalam webinar kali ini.
Kegiatan ini dilaksankan menggunakan zoom dan live youtube melalui link http://www.youtube.com/watch?v=umvi-wKxXYA yang dihadari ratusan peserta dengan berbagai profesi di berbagai instansi di seluruh Indonesia. Kegiatan ini menghadirkan tiga pembicara yaitu Elfira Rose Pane, M.Si (Mahasiswi Doktoral ITB, Dosen Kima UIN Raden Fatah Palembang), Ananda, M.Si (Cell Culture Division-R&D PT. Vaksin Satwa Nusantara) dan Dwi Fitri Yani, S.Pd., M.Si (Dosen Kimia UIN Raden Fatah Palembang). Kegiatan webinar ini dibuka langsung oleh Dr. Munir, M.Ag selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
Pembicara pertama, Elfira menuturkan bahwa identifikasi COVID-19 ini dapat dilakukan dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan rapid test. PCR berfungsi utk memperbanyak jumlah DNA yang sesuai dengan yang diinginkan, misal sampel kita hanya memiliki 10 DNA lalu diperbanyak menjadi 1000. Hasil dari PCR akan diinterprestasikan apakah positif terhadap virus corona. Selain itu, ada juga rapid test yang memiliki kaset “shallow well” yang dapat menampung 10-16µL darah. Rapid test ini akan mengahsilkan perubahan warna yang sama dengan warna pada control jika positif virus corona.
Selanjutnya, Ananda selaku pembicara kedua mengungkapkan bahwa telah banyak peneliti yang telah melakukan tahap penemuan vaksin untuk COVID-19. Dan COVID-19 ini sangat rentan terhapap orang dalam rentang usia 70-80 tahun. Namun, tidak menutup kemunginan usia muda tidak dapat terjangkit oleh COVID-19 namun karena memiliki imunitas yang tinggi sehingga tidak menampakkan tanda-tanda telah terjangkit. Namun, harus tetap hati-hati karena dapat menularkan kepada orang yang lebih tua, maka sebaiknya tetap beraktivitas dari rumah dan jaga kesehatan.
Selain itu, sering kita mendengar kalimat bahwa setiap penyakit memiliki obatnya, hal inilah yang menjadi tantangan bagi para peneliti untuk menemukan obat anti COVID-19. “Dan sebagai umat islam, kita memiliki sumber ilmu yang begitu luas, yaitu Al Qur’an. Allah telah memberikan petunjuk kepada kita bahwa setiap tumbuhan itu memiliki keanekaragam dan fungsi yang beragam pula. Salah satunya terdapat pada Q.S. al Insan:17 tentang tanaman jahe. Jahe memiliki banyak fungsi antara lain antimikroba, antioksidan dan antiinflamasi. Dan ada pula propolis yang dapat menghambat ikatan SARS-COV2 sehingga bisa digunakan terapi COVID-19. Serta ada bawang putih pula yang memiliki kandungan flavonoid utuk menghambat penggandaan virus,” ungkap Dwi Fitri Yani.
Prodi kimia berharap melalui webinar ini, masyarakat dapat menambah wawasannya terkait COVID-19. Tidak perlu terlalu panik tapi tetap menjaga diri dengan mengkonsumsi makanan-makanan sehat yang dapat meningkatkan daya imun tubuh.